
Baru-baru ini berita mengenai Anak Buah Kapal (ABK) WNI kembali mencuat.
Pasalnya, dikabarkan dua ABK WNI nekat lompat dari kapal China.
Baca Juga : Wabup Berharap Melalui Kampung Tangguh, Lumajang Masuk Zona Hijau
Keduanya berhasil kabur setelah diperbudak dan disiksa di pekerjaannya.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (5/6/2020).
Namun siapa sangka, taktik mereka untuk kabur rupanya juga dibantu oleh WNI lain yang memata-matai kamar nahkoda kapal.
Kedua ABK WNI tersebut bernama Andry Juniansyah dan Reynalfi.
Andry Juniansyah dan Reynalfi ditemukan nelayan binaan Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Kepri, Tengky Azahar.
Saat itu Andry Juniansyah dan Reynalfi diketahui mengambang di laut dan meminta pertolongan.
Sempat membuat penasaran, kini pun terungkap alasan mengapa keduanya nekat lompat dari kapal China.
Dari keterangan Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia, disebutkan jika Andry Juniansyah dan Reynalfi mengalami kekerasan.
Baca Juga : Gunakan Cara Kekinian, Satlantas Polres Malang Edukasi Milenial Terkait Protokol Kesehatan
Bahkan keduanya tidak menerima gaji selama lima bulan bekerja di kapal China sejak Januari 2020 lalu.
Adanya kekerasan yang dialami oleh kedua ABK WNI itu lantas dibenarkan oleh Direktur Polisi Air (Dirpolair) Polda Kepri Kombes GR Gultom.
Gulton mengatakan jika saat bekerja kedua ABK tersebut mengalami kekerasan serta makan tidak cukup.
Hal itu lantas membuat ABK WNI tidak betah bekerja.