Vinkmag ad

100.000 Ton Bakteri Berbahaya Dapat Terlepas Jika Gletser Mencair

Merdeka.com – Tim peneliti Universitas Aberystwyth, Wales, Inggris mengungkap, bakteri dalam jumlah besar dapat terlepas karena pencairan gletser akibat perubahan iklim.

Patogen-patogen bakteri berbahaya dan ribuan mikroba akhirnya dapat tercampur dan terlepas ke berbagai sungai dan danau.

Sebelumnya tim peneliti meneliti air lelehan dari delapan gletser di wilayah Eropa dan Amerika Utara serta dua lokasi di Greenland. Gletser sendiri adalah kumpulan besar es yang terbentuk selama ratusan hingga ribuan tahun. Karena suhu Bumi kian meningkat, maka gletser-gletser dapat mencair lebih cepat.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasi di Journal Nature Communications Earth & Environment itu, tim memperkirakan pencairan gletser dapat mengakibatkan lebih dari 100.000 ton mikroba terlepas ke lingkungan luas selama 80 tahun ke depan.

BACA JUGA:
1 Miliar Anak Muda Terancam Kehilangan PendengaranDianggap Punah, Kerang yang Hidup 30.000 Tahun Lalu Ternyata Masih Ada

Ahli mikrobiologi Dr. Arwyn Edwards mengatakan dia baru pertama kali melihat jumlah bakteri sebesar itu hidup di permukaan atau tersimpan di dalam gletser.

“Jumlah mikroba yang dilepaskan sangat bergantung pada seberapa cepat gletser mencair, dan seberapa banyak kita terus menghangatkan planet ini,” jelas Edwards, dikutip dari BBC, Jumat (18/11).

Edwards juga menjelaskan bakteri-bakteri yang dapat mencemarkan sungai, danau, fiord (teluk lelehan gletser), dan laut dapat bertambah. Pencemaran pun dapat berdampak pada kualitas air. Berbagai bakteri dan mikroba pun akan terepas ketika seluruh gletser di Bumi sudah mencair.

“Secara global ada 200.000 daerah tangkapan yang bertambah karena air lelehan gletser dan beberapa di antaranya adalah lingkungan yang sangat sensitif kurang berkembang dalam hal karbon organik dan nutrisi,” jelas Edwards.

Edwards juga menyatakan, gletser menjadi mata pencaharian bagi banyak orang dan aktivitas ekonomi. Karena itu keberadaan gletser harus dijaga.

“Kami menganggap gletser sebagai penyimpan air beku yang sangat besar, tetapi pelajaran utama dari penelitian ini adalah bahwa gletser juga merupakan ekosistem dengan caranya sendiri,” paparnya.

Namun jika gletser mencair, maka ribuan mikroorganisme yang tumbuh dan tersimpan di dalam gletser akan terlepas. Manusia pun dapat terancam karena mikroorganisme itu.

Tetapi penelitian lebih lanjut terkait terlepasnya bakteri karena lelehan gletser harus dilakukan.

BACA JUGA:
Piramida Ratu Misterius dan Ratusan Mumi Ditemukan Dekat Makam FiraunMisi NASA Antar Manusia Kembali ke Bulan via Kapsul Orion

“Kita perlu meningkatkan pemahaman kita tentang keadaan dan nasib ekosistem (ini). Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gambaran itu, kita dapat memprediksi dengan lebih baik efek perubahan iklim pada permukaan glasial dan biogeokimia daerah tangkapan air,” jelas ahli gletser, Dr. Tristram Irvine-Fynn.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan [pan]

Baca juga:
Wabah Besar Malaria di Ethiopia Dipicu Serbuan Nyamuk dari Asia
Seekor Kera Mati Dijadikan Hewan Percobaan di Laboratorium Inggris
Gajah Betina Terbesar di Afrika Mati di Usia 65 Tahun
DNA Manusia Tertua Ungkap Asal Usul & Kehidupan Manusia Purba di Inggris
Arkeolog Temukan Bayi Berusia 6.000 Tahun Masih Ditimang Ibunya

Sumber: Merdeka

Vinkmag ad

Read Previous

Bertemu Komunitas Bike to Work, Heru Budi Minta Jalur Sepeda Tak Efektif Dievaluasi

Read Next

Gravity Game Hub Umumkan Pre-Registrasi Ragnarok Arena