
JAKARTA – Bergabungnya Ridwan Kamil ke Partai Golkar membuat peta persaingan politikl di Pemilu 2024 makin seru dan memanas. Figur politik kini menjadi penentu dalam meraih elektabilitas.
“Airlangga tentu jadi figur yang ibarat magnet politik. Dapat menarik tokoh sekelas RK untuk bergabung,” ujar Pengamat Komunikasi Politik Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).
Silvanus juga menilai kapasitas kepemimpinan Airlangga terlihat saat Ketua Umum Partai Golkar ini berhasil menginisiasi dan mengkoordinir delapan partai untuk sama-sama bersikap menolak sistem pemilu proporsional tertutup pada Minggu, 8 Januari 2023 di Hotel Dharmawangsa Jakarta.
“Airlangga punya peran besar terutama dalam komunikasi politiknya karena mampu mengkoordinir 8 partai. Hal ini menunjukkan kapasitas seorang pemimpin,” katanya.
Kepiawaian politik dan kepemimpinan Airlangga juga turut diamini pakar komunikasi politik Emrus Sihombing. Emrus mengatakan kepiawaian Airlangga sudah terlihat sejak ia memimpin Golkar. Golkar yang beranggotakan banyak tokoh-tokoh hebat, mampu dibuat solid dan kondusif di bawah kepemimpinan Airlangga.
“Golkar paling demokratis dari semua partai yang lain, karena tidak ada tokoh sentral. Sehingga pemimpinnya pun harus pemimpin yang bisa egaliter, berdialog, persuasi. Karena Airlangga dilahirkan dari proses demokrasi internal Golkar, dimana kekuatan-kekuatan faksi memiliki kekuatan-kekuatan yang berimbang. Sehingga di Golkar dibutuhkan pemimpin yang bisa merangkul, persuasi, dan itu diperankan secara baik oleh Airlangga sehingga terpilih menjadi Ketum Golkar dan bisa memimpin Golkar hingga sekarang ini dengan baik,” kata Emrus.
Kepiawaian Airlangga dalam merangkul banyak pihak menurut Emrus telah melekat dalam diri Menko Perekonomian tersebut. Sehingga perilaku yang persuasif tersebut akan terus diperankan oleh Airlangga baik di internal dalam memimpin roda organ Golkar maupun dalam mendekati pihak eksternal.
Follow Berita Okezone di Google News
Sumber: Okezone