Merdeka.com – Pertarungan antara dua aplikasi perpesanan yang popular ini belum selesai. Ya, WhatsApp dan Telegram. Terbaru, Will Cathcart, Direktur WhatsApp di Meta, menentang tudingan Telegram yang menyebut aplikasi besutannya miskin fitur keamanan dan privasi.
Tak terima dengan tudingan itu, ia lantas melancarkan aksi serangan balik ke Telegram dengan memanfaatkan sebuah artikel di Majalah Wired.
Mula-mula dalam tulisannya itu, Chatcart menyatakan bahwa jika pengguna berencana menggunakan aplikasi untuk hal pribadi apa pun, yang perlu diperhatikan adalah fakta kebenaran dari keamanan pada aplikasi tersebut.
Cathcart menunjukkan bahwa Telegram tidak seperti WhatsApp. Telegram tidak menawarkan fitur ini untuk grup. Sementara, Whatsapp menawarkan enkripsi end-to-end secara default di semua ruang baik chat pribadi maupun grup. Sebaliknya, Cathcart menuding Telegram hanya menyediakan enkripsi ujung ke ujung dalam obrolan rahasia.
Hindari Kelakuan Aneh Ini Jika Tak Ingin Akun WA Diblokir10 Fitur WhatsApp yang Perlu Diketahui Jelang Hari Valentine
“Bahkan, Telegram memiliki kapasitas untuk membagikan hampir semua informasi rahasia yang diminta pemerintah,” kata dia seperti dikutip dari GizChina, Rabu (15/2).
Pada kesempatan lain, Telegram membela diri. Menurut mereka, apa yang dikatakan bos WhatsApp itu tak benar. Justru, mereka menuduh Whatsapp membuat klaim palsu terkait enkripsi end-to-end-nya (E2E), dengan menyatakan bahwa itu adalah penipuan.
Menurut Telegram, jika percakapan pengguna di mitra Whatsapp pengguna menggunakan cadangan di Google Drive, maka Google memiliki akses ke pesan tersebut. Dan karena itu, pemerintah mana pun dapat memintanya dari Google.
“Jadi, enkripsi E2E diaktifkan di WhatsApp secara default, tetapi langsung dinonaktifkan. Dan tidak mungkin Anda tahu apakah teman Anda menggunakan cadangan itu atau tidak,” kata pihak Telegram.
Ini 10 Fitur WhatsApp yang Perlu Diketahui Jelang Hari ValentineCara Membuat Status WA Pakai Suara, Sekali Baca Langsung Bisa!
Dalam artikel di Majalah Wired disebutkan Cathcart bahwa justru Telegram-lah yang memiliki kemampuan untuk membagikan hampir semua informasi rahasia yang diminta pemerintah. Terutama informan Rusia atau Kremlin. Cathcart berpendapat bahwa Telegram kurang transparan, tidak seperti kebanyakan perusahaan besar teknologi.
Sebagaimana diketahui, WhatsApp dan Telegram adalah dua aplikasi perpesanan paling populer yang tersedia saat ini. Keduanya menawarkan fitur seperti perpesanan, panggilan suara dan video, obrolan grup, dan berbagi file. Namun, ada beberapa perbedaan utama antara keduanya yang dapat memengaruhi pilihan aplikasi penggunanya.
Salah satu perbedaan terbesar antara WhatsApp dan Telegram adalah pendekatan mereka terhadap keamanan. WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end. Artinya, pesan dienkripsi pada perangkat pengirim dan hanya dapat didekripsi oleh penerima. Ini memastikan bahwa hanya pengirim dan penerima yang dapat membaca pesan.
Telegram juga menggunakan enkripsi, tetapi tidak diaktifkan secara default untuk semua pesan. Pengguna harus mengaktifkan “Obrolan Rahasia” secara manual untuk mendapatkan enkripsi end-to-end. Jadi, pilih mana?
Fitur-fitur Baru Status WA, Kini Bisa Pakai SuaraCara Memperbarui WA di Laptop dengan Mudah, Ikuti 3 Langkah Ini
[faz]
Sumber: Merdeka